HEDIR AKHMAD

Adalah sebuah blog tentang kehidupan, dan segala yang terjadi dan terpikirkan di dalamnya.


bismillah,
Assalaamu alaikum,

mpung kemampuan menulis sedang tinggi tingginya, ( karena deadline proposal wakakaka)

di sini saya hanya ingin share tentang sesuatu yang telah saya dapat selama hidup ini.

dulu, saya pernah punya pengalaman tentang kesedihan, waktu itu dimana laptop saya hilang, terambil oleh maling, spontan hari hari menjadi sepi,, yang biasanya hampir 50 persen hidup lewat komp, trus hilang, hidup terasa hampa, hidup terasa kurang

akhirnya apa yang saya lakukan ?

nangis? misuh? atau justru tertawa? wekekeke,

alhamdulillah, di saat itu, saya disadarkan oleh sahabat saya, diva yuliantrisna,

dia mengajak saya untuk mengaji, ada kajian di mesjid deket kosan (mesjid Masyitoh), akhirnya saya terima tawaran itu, saya berangkat berharap mendapatkan pencerahan,

waktu itu hari kamis, tepat seperti malam ini, malam jumat, jam 9 saya berangkat bersama diva.

waktu itu ada kajian tentang kitab Al Hikam, kitab yang berisikan kata kata hikmah karangan Syekh Ibnu Athillah ,

sebenarnya pengajiannya seh biasa, bahkan membuat saya ngantuk, (wekeke) TIBA TIBA ada kejadian menarik,, Ustadz Quswandhi kemudian menunjuk ke arah saya dan menyuruh saya untuk melihat , dan membaca alquran, AL HADID : 23

ya, Al Hadid ayat 23, itulah jawaban tentang kesedihan yang saya alami,, subhanallah!!

berikut adalah kutipan arti surat alhadid ayat 23 :

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri." (al hadid ayat 23)

silahkan dibuka masing masing al Quran nya, dan baca artinya, resapi maknanya, dan rasakan sendiri

--kembali ke cerita saya-- wehehe

setelah disuruh membaca itu, alhamdulillah,, akhirnya hati langsung terasa Plong,,, rasanya damai, sepertinya beban pada waktu hari itu langsung hilang seketika

kemudian saya berpikir "ngapain yo aku sedih?? , toh laptope gak akan balik lagi,," 

intinya setelah baca ayat itu dan memahami maknanya, malah ingin tersenyum, ternyata aku tadi sangat bodoh, sampai sampai terlalu lama untuk memikirkan kesedihan itu, akhirnya kesedihan itu ga bakalan pergi, justru menjadi beban terus

mari kita ambil air wudu, trus kita baca sekali lagi surah Al Hadid ayat 23, kemudian kita baca maknanya dengan seksama, pikirkan, dan rasakan,

insy sedikit meringankan beban anda

semoga membantu temen temen semua,,,

jika dirasa bermanfaat, monggo di tag ke temen temen yang lain

Wassalaamu alaikum Wr Wb


by Akhmad Hedir on Thursday, July 7, 2011 at 10:46pm

sebenarnya saya sangat iri melihat beberapa teman atau orang dengan nikmatnya bisa menghisap rokok dengan damai dan nyaman. Mereka mempunya sebuah sesuatu yang sepertinya itu sudah terikat baik tak terpisahkan. Mereka mempunyai beberapa teman dikala sepi, dikala senggang tiada beberapa makhluk yang lain di sekitarnya. Mereka dapat mengusir kebosanan dengan kebiasaan itu, mereka dapat menyelingi beberapa kegiatan santai dengannya. Sangat iri sekali.

Melihat mereka menghisap asap campuran tembakau dan cengkeh di saat mengetik, disaat menonton video, bahkan di saat kumpul kumpul ngopi bareng. Entahlah sepertinya tidak nampak hal kosong dalam kegiatan mereka. Pernah beberapa teman menanyakan mengapa saya tidak memilih jalan untuk merokok bersama mereka, mereka heran dengan pendirian hati ini tentang itu semua, mereka juga pernah bertanya 'bagaimana engkau tahan berjam jam di depan layar komputer hanya dengan ditemani air putih?' wakaka... entahlah, saya sebagai pemilih tubuh, otak, dan hati ini hanyalah tertawa mendengarnya.

Saya tidak benci dengan asap rokok, justru disaat sedang berkumpul saya secara sengaja dengan sembunyi-sembunyi menghirup asap rokok yang mereka hembuskan untuk kemudian dinikmati. Namun kesukaan saya hanya sampai batas itu, tidak lebih, dan memang merasa tidak ingin lebih. Justru saya sangat aneh dengan beberapa teman yang sangatlah anti dengan asap rokok, hingga menggerakkan tangan tangan mereka untuk mengusir beberapa asap rokok disekitarnya, mereka mungkin tidak sadar bahwa hal itu secara tidak sengaja telah menyakiti sedikit hati mereka yang menghisap rokok.

Awal mula mengapa saya memilih jalan untuk tidak merokok adalah eksperimen saya waktu kecil dahulu, seingat saya sekitas SDan. Keluarga umumnya merokok semua, dan itu sudah hal biasa. Nah saat itu saya ingin mengetahui bagaimana sih rasanya rokok itu. Kemudian dengan diam diam saya pun mencoba untuk menyulut beberapa rokok, kemudian menghisapnya, kemudian menghembuskannya keluar. Tidak terasa beberapa hal yang aneh ataupun nyaman seingat saya. Kemudian saya berkesimpulan atas eksperimen itu begini 'hmm... rokok itu kan cuman ngisap asap, kemudian dikeluarin, permainan yang tidak berguna (pikir saya waktu itu) hmm... mungkin rokook ini hanyalah beberapa permainan orang dewasa saja ya' wehehe... Jadi di usia semuda itu saya sudah menganggap remeh tentang rokok itu, merokok tak lebih hanyalah suatu permainan yang dimainkan orang dewasa saat itu. wehehe...  setelah dewasa kini saya memahami bagaimana cara merokok yang baik dan benar untuk mendapatkan sesuatu kenikmatan, tapi tetap saja hati ini masih belum ingin untuk menjadikannya sebuah sesuatu yang mengikat.

Ya, saya benci untuk terikat. Saya benci untuk terikat oleh sesuatu yang membelenggu, dan mengekang hak bebas diri ini untuk bergerak dalam kehidupan. Saya hanyalah ingin berteman dengan semuanya, tapi mereka tidak dapat mengikat diri ini, bahkan hati ini. Saya juga tak ingin terikat dengan makhluk yang bernama rokok. Saya mencintaimu wahai rokok, wahai tembakau, wahai cengkeh, wahai kertas manis, wahai filter, Saya mencintaimu seluruhnya... namun jangan harap saya akan memberikan seluruh bagian hati ini menjadi milikmu, saya mencintaimu namun tak ingin terikat denganmu kawan.

Begitupun juga denagnmu wahai dunia. Aku sangat mencintaimu, mencintaimu sangat. Namun jangan harap sekalipun untuk dapat memiliku dengan hak penuh. Aku sudah menjadi milik Suatu Dzat Yang Memang Mempunyai Hak Untuk Memiliki. Tak ada lagi bagian dari tubuh, diri, dan hati ini yang akan aku persembahkan untuk kau miliki wahai dunia... Maafkan aku.. Aku tak ingin terikat dengan mu, aku tak ingin terikat dengan sesuatu apapun kecuali hanya pada...

CINTA.

Cinta hakiki...